Oleh
Bawon Triatmoko
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi, UGM
Gambar: Ilustrasi konsep kecerdasan buatan (sumber gambar: Canva)
Kecerdasan buatan (AI) berpotensi merevolusi penemuan obat dari bahan alam. AI, termasuk pembelajaran mesin (Machine Learning – ML) dan desain obat berbantuan komputer (Computer Aided Drug Design – CADD), dapat digunakan untuk memecahkan banyak masalah dalam penemuan obat [1]. Sejauh ini, ML dan CADD telah memainkan peran penting dalam mengembangkan senyawa kecil yang aktif secara terapeutik dari bahan alam (natural product) [2]. Berpijak dari sini, pendekatan komputasi dan kimia informatika yang didukung dengan kemajuan teknologi komputer kini lebih mendapat perhatian peneliti dalam upaya penemuan obat berbasis bahan alam [3]. Pendekatan komputasi telah memungkinkan pengolahan senyawa alam menjadi koleksi data virtual dan fisik, sehingga memfasilitasi pengelolaan ke dalam basis data [4]. Kimia informatika dengan metode in silico, seperti pendekatan berbasis aturan (rule-based), berbasis kesamaan (similarity-based), berbasis bentuk (shaped-based), berbasis farmakofor, dan berbasis jaringan (network-based), serta metode docking dan pembelajaran mesin, dapat meningkatkan peluang mengidentifikasi senyawa kecil terapeutik dari bahan alam [5]. Hingga kini, AI, ML, dan CADD telah diterapkan dalam penemuan obat berbasis bahan alam untuk tujuan skrining obat, prediksi target, sintesis kimia, desain obat, dan pengalihgunaan kembali obat (repurposing). Kemajuan ini menawarkan peluang yang menjanjikan bagi penemuan obat baru dari bahan alam. Selanjutnya, secara lebih detil akan diuraikan mengenai hal ini.